Friday, May 16, 2014

BAB 11 - SISTEM KONTROL PROSES

Definisi-definisi
Dalam proses industri, sering dibutuhkan besaran-besaran yang memerlukan kondisi atau persyaratan yang khusus, seperti ketelitian yang tinggi, harga yang konstan untuk selang waktu yang tertentu, nilai yang bervariasi dalam suatu rangkuman tertentu, perbandingan yang tetap antara 2 (dua) variabel, atau suatu besaran sebagai fungsi dari besaran lainnya. Jelas, kesemuanya itu tidak cukup dilakukan hanya dengan pengukuran saja, tetapi juga memerlukan suatu cara pengontrolan agar syarat-syarat tersebut dapat dipenuhi. Karena alasan inilah diperkenalkan suatu konsep pengontrolan yang disebut Sistem Kontrol.
Ada beberapa definisi yang harus dimengerti untuk lebih memahami Sistem Kontrol secara keseluruhan, yaitu: Sistem, Proses, Kontrol dan Sistem Kontrol. Definisi dari beberapa istilah tersebut adalah sebagai berikut:
SISTEM: Sistem adalah kombinasi dari beberapa komponen yang bekerja bersama-sama melakukan sesuatu untuk sasaran tertentu.
PROSES: Proses adalah perubahan yang berurutan dan berlangsung secara kontiniu dan tetap menuju keadaan akhir tertentu.
KONTROL: Kontrol adalah suatu kerja untuk mengawasi, mengendalikan, mengatur dan menguasai sesuatu
SISTEM KONTROL (Control System): Sistem Kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel atau parameter) sehingga berada pada suatu  harga atau range tertentu. Contoh variabel atau parameter fisik, adalah: tekanan (pressure), aliran (flow), suhu (temperature), ketinggian (level), pH, kepadatan (viscosity), kecepatan (velocity), dan lain-lain.


Hubungan sebuah sistem dan proses dapat diilustrasikan seperti terlihat pada Gambar 1.1 di bawah ini.
Gambar 1.1. Blok Diagram Sistem


1.2.      Prinsip Sistem Kontrol
Sebuah contoh Sistem Kontrol akan diceritakan di bawah ini. Seorang operator sedang menjaga ketinggian (level) suatu tangki yang akan digunakan untuk sebuah proses kimia. Jika, ketinggian tangki kurang dari yang semestinya, operator akan lebih membuka keran masukan (valve), dan sebaliknya, jika ketinggian melebihi dari yang semestinya, operator akan mengurangi bukaan keran (valve), dan seterusnya. Gambar 1.2 mengilustrasikan cerita sistem kontrol tersebut.


PABRIK
 
Gambar 1.2 Contoh Sistem Kontrol

            Dari kejadian ini, dapat dinyatakan bahwa sebenarnya yang terjadi adalah pengukuran terhadap tinggi cairan di dalam tangki, kemudian membandingkannya terhadap harga tertentu dari tinggi cairan yang dikehendaki, lalu melakukan koreksi yakni dengan mengatur bukaan keran masukan cairan ke dalam tangki.
            Dapat disimpulkan bahwa sebuah sistem kontrol, melakukan urutan kerja sebagai berikut:
1.             Pengukuran (Measuring)
2.             Perbandingan (Comparison)
3.             Perbaikan (Correction)
            Sistem tersebut dapat berjalan baik, jika dianggap sistem bekerja secara ideal dan sederhana. Namun, masalah akan timbul jika diteliti lebih lanjut, seperti:
a.             Keadaan proses yang lebih kompleks dan sulit
b.             Pengukuran yang lebih akurat dan presisi
c.             Jarak proses yang tidak mudah dijangkau
maka diperlukan modifikasi terhadap sistem tersebut. Dalam hal seperti inilah diperlukan sebuah Sistem Kontrol Otomatik, sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 1.3 di bawah ini.

PABRIK
 
Gambar 1.3 Sistem Kontrol Otomatik

           


Terdapat beberapa manfaat pada penggunaan Sistem Kontrol Otomatik pada sebuah proses, yaitu:
          Kelancaran Proses
          Keamanan
          Ekonomis
          Kualitas

Gambar 1.4 Sebuah Master Control Room untuk mengontrol Sistem Proses
Jarak Jauh


1.3.      Klasifikasi Sistem Kontrol
Secara umum, sistem kontrol dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.            Sistem Kontrol Manual dan Otomatik
b.            Sistem Lingkar Terbuka (Open Loop) dan Lingkar Tertutup (Closed Loop)
c.            Sistem Kontrol Kontiniu dan Diskrit
d.            Menurut sumber penggerak: Elektrik, Mekanik, Pneumatik, dan Hidraulik
Penjelasan singkat dari jenis-jenis sistem kontrol diatas akan dibahas berikut ini.
            Sistem Kontrol Manual adalah pengontrolan yang dilakukan oleh manusia yang bertindak sebagai operator, seperti tampak pada Gambar 1.2. Sedangkan Sistem Kontrol Otomatik adalah pengontrolan yang dilakukan oleh peralatan yang bekerja secara otomatis dan operasinya dibawah pengawasan manusia, sebagaimana terlihat pada Gambar 1.3. Sistem Kontrol Manual banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari seperti pada pengaturan suara radio, televissi, cahaya layer televise, pengaturan aliran air melalui keran, pengendalian kecepatan kendaraan, dan lain-lain. Sedangkan Sistem Kontrol Otomatik banyak ditemui dalam proses industri (baik industri proses kimia dan proses otomotif), pengendalian pesawat, pembangkit tenaga listrik dan lain-lain.
            Sistem Kontrol Lingkar Terbuka (Open Loop) adalah sistem pengontrolan di mana besaran keluaran tidak memberikan efek terhadap besaran masukan, sehingga variable yang dikontrol tidak dapat dibandingkan terhadap harga yang diinginkan. Sedangkan Sistem Kontrol Lingkar Tertutup (Closed Loop) adalah sistem pengontrolan dimana besaran keluaran memberikan efek terhadap besaran masukan, sehingga besaran yang dikontrol dapat dibandingkan terhadap harga yang diinginkan. Selanjutnya, perbedaan harga yang terjadi antara besaran yang dikontrol dengan harga yang diinginkan digunakan sebagai koreksi yang merupakan sasaran pengontrolan.
Open Loop Control System memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.             Tidak terdapat proses pengukuran
b.             Variabel yang dikontrol tidak mempengaruhi aksi pengontrolan
c.             Banyak didasari oleh waktu atau urutan proses
d.             Kurang akurat, lebih stabil, murah
Sedangkan Closed Loop Control System mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a.             Terdapat proses pengukuran
b.             Variabel yang dikontrol mempengaruhi aksi pengontrolan (feed back)
c.             Lebih akurat, dapat terjadi ketidakstabilan
d.             Mahal
Gambar 1.5 di bawah ini, mengilustrasikan blok diagram Open Loop Control System dan Closed Loop Control System. Selanjutnya, sebagian besar pembahasan Sistem Kontrol adalah berdasarkan kepada Closed Loop Control System atau lebih dikenal dengan Sistem Kontrol Umpan Balik (Feedback Control System).

(a) Sistem Kontrol Lingkar Terbuka
(b) Sistem Kontrol Lingkar Tertutup
Gambar 1.5. Sistem Kontrol Lingkar Terbuka dan Tertutup

            Sementara itu, Sistem Kontrol Kontiniu adalah sistem yang memanfaatkan pengendali (controller) berbasis nilai kontinu, seperti: Proportional (P), Integrator (I), dan Differensiator (D), atau kombinasi dari ketiganya (PI, PD, atau PID). Sedangkan Sistem Kontrol Diskrit adalah sistem yang menggunakan pengontrol (controller) dengan nilai diskrit, seperti pengendali ON-OFF atau pengendali posisi ganda (switch selector).

Gambar 1.6 PID Controller


1.4.      Karakteristik Sistem Kontrol Otomatik
            Beberapa karakteristik penting dari Sistem Kontrol Otomatik adalah sebagai berikut:
a.         Sistem Kontrol Otomatik merupakan sistem dinamik yang dapat berbentuk linear maupun non-linear
b.         Bersifat menerima informasi, memprosesnya, mengolahnya dan kemudian mengembangkannya
c.         Komponen atau unit yang membentuk sistem kontrol ini akan saling mempengaruhi
d.         Bersifat mengembalikan sinyal ke bagian masukan (feedback) dan ini digunakan untuk memperbaiki sifat sistem
e.         Karena adanya pengembalian sinyal ini, maka pada sistem kontrol otomatik selalu terjadi masalah stabilitas


1.5.      Aplikasi Sistem Kontrol
            Pemakaian Sistem Kontrol Otomatik banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pemakaian langsung maupun tidak langsung. Pemakaian dari Sistem Kontrol dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1.         Sistem Kontrol Proses: seperti temperatus, aliran, tinggi permukaan cairan, viskositas, dan lain-lain. Misalnya pada industri kimia, makanan, tekstil, pengilangan, dan lain-lain.
2.         Sistem Kontrol Energi: seperti pada pengendalian pembangkit tenaga listrik dan pendistribusian tenaga.
3.         Sistem Kontrol Numerik: seperti pengontrolan operasi yang membutuhkan ketelitian tinggi dalam proses yang berulang-ulang. Misalnya pada proses pengeboran, pembuatan lubang, pengelasan dan kerja-kerja otomotif.
4.         Sistem Kontrol Transportasi: seperti elevator, escalator, pesawat terbang, kereta api, conveyor, dan lain-lain.
5.         Sistem Kontrol Servomekanis: sistem yang berhubungan dengan posisi, kecepatan dan pergerakan.
6.         Bidang non teknis: seperti sistem ekonomi, sistem sosial dan sistem biologi.


1.6.      Alat Bantu untuk Mempelajari Sistem Kontrol
           Saat ini telah banyak berkembang perangkat-perangkat lunak yang digunakan untuk lebih mempermudah proses pembelajaran Sistem Kontrol. Perangkat-perangkat tersebut ada yang sudah menjadi perangkat lunak aplikasi, sehingga pengguna hanya perlu memasukkan simbol-simbol tertentu untuk dirangkai menjadi sebuah sistem kontrol, seperti SIMULINK dan lain-lain.

Gambar 1. 7 Contoh Perangkat Lunak menggunakan Simbol-simbol pada sebuah Sistem Proses

No comments: