Definisi-definisi
Dalam proses industri, sering dibutuhkan besaran-besaran yang memerlukan
kondisi atau persyaratan yang khusus, seperti ketelitian yang tinggi, harga
yang konstan untuk selang waktu yang tertentu, nilai yang bervariasi dalam
suatu rangkuman tertentu, perbandingan yang tetap antara 2 (dua) variabel, atau
suatu besaran sebagai fungsi dari besaran lainnya. Jelas, kesemuanya itu tidak
cukup dilakukan hanya dengan pengukuran saja, tetapi juga memerlukan suatu cara
pengontrolan agar syarat-syarat tersebut dapat dipenuhi. Karena alasan inilah
diperkenalkan suatu konsep pengontrolan yang disebut Sistem Kontrol.
Ada beberapa definisi yang harus dimengerti untuk lebih memahami Sistem
Kontrol secara keseluruhan, yaitu: Sistem, Proses, Kontrol dan Sistem Kontrol.
Definisi dari beberapa istilah tersebut adalah sebagai berikut:
SISTEM: Sistem adalah kombinasi dari beberapa komponen yang
bekerja bersama-sama melakukan sesuatu untuk sasaran tertentu.
PROSES:
Proses adalah perubahan yang berurutan dan berlangsung secara kontiniu dan
tetap menuju keadaan akhir tertentu.
KONTROL:
Kontrol adalah suatu kerja untuk mengawasi, mengendalikan, mengatur dan
menguasai sesuatu
SISTEM KONTROL
(Control System): Sistem Kontrol adalah
proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel
atau parameter) sehingga berada pada suatu harga atau range tertentu. Contoh
variabel atau parameter fisik, adalah: tekanan (pressure), aliran (flow),
suhu (temperature), ketinggian (level), pH, kepadatan (viscosity),
kecepatan (velocity), dan lain-lain.
Hubungan sebuah sistem dan proses dapat
diilustrasikan seperti terlihat pada Gambar 1.1 di bawah ini.
Gambar 1.1. Blok Diagram
Sistem
1.2. Prinsip
Sistem Kontrol
Sebuah contoh Sistem Kontrol akan
diceritakan di bawah ini. Seorang operator sedang menjaga ketinggian (level)
suatu tangki yang akan digunakan untuk sebuah proses kimia. Jika, ketinggian
tangki kurang dari yang semestinya, operator akan lebih membuka keran masukan (valve),
dan sebaliknya, jika ketinggian melebihi dari yang semestinya, operator akan
mengurangi bukaan keran (valve), dan seterusnya. Gambar 1.2
mengilustrasikan cerita sistem kontrol tersebut.
|
Gambar 1.2 Contoh Sistem
Kontrol
Dari
kejadian ini, dapat dinyatakan bahwa sebenarnya yang terjadi adalah pengukuran terhadap tinggi cairan di
dalam tangki, kemudian membandingkannya
terhadap harga tertentu dari tinggi cairan yang dikehendaki, lalu melakukan koreksi yakni dengan mengatur bukaan
keran masukan cairan ke dalam tangki.
Dapat
disimpulkan bahwa sebuah sistem kontrol, melakukan urutan kerja sebagai
berikut:
1.
Pengukuran (Measuring)
2.
Perbandingan (Comparison)
3.
Perbaikan (Correction)
Sistem
tersebut dapat berjalan baik, jika dianggap sistem bekerja secara ideal dan
sederhana. Namun, masalah akan timbul jika diteliti lebih lanjut, seperti:
a.
Keadaan proses yang lebih
kompleks dan sulit
b.
Pengukuran yang lebih akurat
dan presisi
c.
Jarak proses yang tidak
mudah dijangkau
maka diperlukan modifikasi terhadap
sistem tersebut. Dalam hal seperti inilah
diperlukan sebuah Sistem Kontrol Otomatik, sebagaimana diilustrasikan pada
Gambar 1.3 di bawah ini.
|
Gambar
1.3 Sistem Kontrol Otomatik
Terdapat beberapa
manfaat pada penggunaan Sistem Kontrol Otomatik pada sebuah proses, yaitu:
•
Kelancaran Proses
•
Keamanan
•
Ekonomis
•
Kualitas
Gambar 1.4 Sebuah Master Control Room untuk mengontrol Sistem Proses
Jarak Jauh
1.3. Klasifikasi
Sistem Kontrol
Secara umum, sistem
kontrol dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.
Sistem Kontrol Manual dan
Otomatik
b.
Sistem Lingkar Terbuka (Open Loop) dan Lingkar Tertutup (Closed Loop)
c.
Sistem Kontrol Kontiniu dan
Diskrit
d.
Menurut sumber penggerak:
Elektrik, Mekanik, Pneumatik, dan Hidraulik
Penjelasan singkat dari jenis-jenis sistem kontrol diatas
akan dibahas berikut ini.
Sistem
Kontrol Manual adalah pengontrolan yang dilakukan oleh manusia yang bertindak
sebagai operator, seperti tampak pada Gambar 1.2. Sedangkan Sistem Kontrol
Otomatik adalah pengontrolan yang dilakukan oleh peralatan yang bekerja secara
otomatis dan operasinya dibawah pengawasan manusia, sebagaimana terlihat pada
Gambar 1.3. Sistem Kontrol Manual banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
seperti pada pengaturan suara radio, televissi, cahaya layer televise,
pengaturan aliran air melalui keran, pengendalian kecepatan kendaraan, dan
lain-lain. Sedangkan Sistem Kontrol Otomatik banyak ditemui dalam proses
industri (baik industri proses kimia dan proses otomotif), pengendalian
pesawat, pembangkit tenaga listrik dan lain-lain.
Sistem
Kontrol Lingkar Terbuka (Open Loop)
adalah sistem pengontrolan di mana besaran keluaran tidak memberikan efek
terhadap besaran masukan, sehingga variable yang dikontrol tidak dapat
dibandingkan terhadap harga yang diinginkan. Sedangkan Sistem Kontrol Lingkar
Tertutup (Closed Loop) adalah sistem
pengontrolan dimana besaran keluaran memberikan efek terhadap besaran masukan,
sehingga besaran yang dikontrol dapat dibandingkan terhadap harga yang
diinginkan. Selanjutnya, perbedaan harga yang terjadi antara besaran yang
dikontrol dengan harga yang diinginkan digunakan sebagai koreksi yang merupakan
sasaran pengontrolan.
Open
Loop Control System memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a.
Tidak terdapat proses
pengukuran
b.
Variabel yang dikontrol
tidak mempengaruhi aksi pengontrolan
c.
Banyak didasari oleh waktu
atau urutan proses
d.
Kurang akurat, lebih stabil,
murah
Sedangkan Closed
Loop Control System mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a.
Terdapat proses pengukuran
b.
Variabel yang dikontrol
mempengaruhi aksi pengontrolan (feed back)
c.
Lebih akurat, dapat terjadi
ketidakstabilan
d.
Mahal
Gambar 1.5 di bawah ini,
mengilustrasikan blok diagram Open Loop Control System dan Closed Loop Control System. Selanjutnya, sebagian besar pembahasan
Sistem Kontrol adalah berdasarkan kepada Closed
Loop Control System atau lebih dikenal dengan Sistem Kontrol Umpan Balik (Feedback Control System).
(a) Sistem Kontrol Lingkar Terbuka
(b) Sistem Kontrol Lingkar Tertutup
Gambar 1.5. Sistem
Kontrol Lingkar Terbuka dan Tertutup
Sementara
itu, Sistem Kontrol Kontiniu adalah sistem yang memanfaatkan pengendali (controller) berbasis nilai kontinu,
seperti: Proportional (P), Integrator (I), dan Differensiator (D), atau kombinasi dari ketiganya (PI, PD, atau
PID). Sedangkan Sistem Kontrol Diskrit adalah sistem yang menggunakan
pengontrol (controller) dengan nilai
diskrit, seperti pengendali ON-OFF atau pengendali posisi ganda (switch selector).
Gambar 1.6 PID Controller
1.4. Karakteristik
Sistem Kontrol Otomatik
Beberapa
karakteristik penting dari Sistem Kontrol Otomatik adalah sebagai berikut:
a.
Sistem Kontrol Otomatik
merupakan sistem dinamik yang dapat berbentuk linear maupun non-linear
b.
Bersifat
menerima informasi, memprosesnya, mengolahnya dan kemudian mengembangkannya
c.
Komponen atau unit yang
membentuk sistem kontrol ini akan saling mempengaruhi
d.
Bersifat mengembalikan
sinyal ke bagian masukan (feedback)
dan ini digunakan untuk memperbaiki sifat sistem
e.
Karena
adanya pengembalian sinyal ini, maka pada sistem kontrol otomatik selalu
terjadi masalah stabilitas
1.5. Aplikasi Sistem Kontrol
Pemakaian
Sistem Kontrol Otomatik banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
pemakaian langsung maupun tidak langsung. Pemakaian dari Sistem Kontrol dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1.
Sistem
Kontrol Proses: seperti temperatus, aliran, tinggi permukaan cairan,
viskositas, dan lain-lain. Misalnya pada industri kimia, makanan, tekstil,
pengilangan, dan lain-lain.
2.
Sistem
Kontrol Energi: seperti pada pengendalian pembangkit tenaga listrik dan
pendistribusian tenaga.
3.
Sistem
Kontrol Numerik: seperti pengontrolan operasi yang membutuhkan ketelitian tinggi
dalam proses yang berulang-ulang. Misalnya pada proses
pengeboran, pembuatan lubang, pengelasan dan kerja-kerja otomotif.
4.
Sistem
Kontrol Transportasi: seperti elevator, escalator, pesawat terbang, kereta api,
conveyor, dan lain-lain.
5.
Sistem Kontrol Servomekanis:
sistem yang berhubungan dengan posisi, kecepatan dan pergerakan.
6.
Bidang
non teknis: seperti sistem ekonomi, sistem sosial dan sistem biologi.
1.6. Alat Bantu untuk Mempelajari Sistem Kontrol
Saat ini
telah banyak berkembang perangkat-perangkat lunak yang digunakan untuk lebih
mempermudah proses pembelajaran Sistem Kontrol. Perangkat-perangkat tersebut
ada yang sudah menjadi perangkat lunak aplikasi, sehingga pengguna hanya perlu
memasukkan simbol-simbol tertentu untuk dirangkai menjadi sebuah sistem
kontrol, seperti SIMULINK dan lain-lain.
Gambar 1. 7 Contoh
Perangkat Lunak menggunakan Simbol-simbol pada sebuah Sistem Proses
No comments:
Post a Comment